THE CHRONICLES OF A CAPITALIST LAWYER

RANDOM THOUGHTS OF A CAPITALIST LAWYER ON LAW, ECONOMICS, AND EVERYTHING ELSE

Showing posts with label ILUNI UI. Show all posts
Showing posts with label ILUNI UI. Show all posts
  • Mimpi Besar ILUNI UI di Hari Kemerdekaan



    Ketika saya pertama kali memutuskan untuk maju sebagai calon ketua umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) 8 minggu yang lalu, saya tidak pernah menduga ILUNI UI benar-benar akan menjadi organisasi yang sedemikian seksi dan penuh perhatian dari media. Tidak heran, berapa banyak dari hampir 500.000 alumni Universitas Indonesia yang tahu ILUNI UI itu ada, atau siapa ketua-ketuanya, atau bahkan tahu bahwa akan ada pemilihan ketua ILUNI UI di 23-24 Agustus nanti? Dan apabila alumninya sendiri tidak tahu, apalagi masyarakat kebanyakan? 9 tahun sudah sejak ada pemilihan berbasis one man, one vote, dan inilah pertama kalinya ILUNI UI mendapatkan eksposur yang signifikan di mata masyarakat. 

    Eksposur ini tentu bisa menjadi hal yang luar biasa positif bagi suatu institusi yang jarang terdengar atau mungkin bisa dibilang sudah akan menghilang dari ingatan zaman. Tapi di sisi yang lain, ia juga turut mengundang suara-suara yang tidak bertanggung jawab. Black campaign berseliweran dengan masif, dan nampaknya hampir semua nama kandidat tercatut dalam berbagai pemberitaan yang tendensius dan tidak bertanggung jawab - coba google saja atau bahkan di Tiktok dan berbagai pesan WAG - termasuk saya, calon Sekjen saya dan tim UI Mewarnai. 

    Ini fenomena yang sangat menarik. ILUNI UI secara mandat organisasi sesuai dengan anggaran dasarnya adalah organisasi non-politik berbasis kekeluargaan. Ketua dan Sekjen ILUNI UI tidak memiliki kewenangan politik dalam bentuk apa pun, bahkan tidak seharusnya memiliki posisi dalam kebijakan publik. Jangankan mengatur ke mana arah negara ini akan berjalan, mengatur dan memaksa alumni-alumninya saja untuk melakukan sesuatu pun ILUNI UI tidak ada kewenangan. Kekuatan terbesar seorang ketua dan Sekjen ILUNI UI memang bukan dari otoritas berbasis hukum dan peraturan perundang-undangan, tapi dari kekuatan hati dan jaringan yang bersangkutan. Seberapa banyak hati yang ia bisa sentuh, sebanyak itulah orang-orang akan berdatangan mendukung dan membantu. Karena jangan lupa, ILUNI UI bahkan bukan organisasi berbayar, ini organisasi berbasis tenaga relawan. Dan tidak seperti partai politik atau mungkin relawan untuk keperluan politik, mohon maaf, ILUNI UI tidak bisa menawarkan jabatan publik dalam bentuk apapun kepada para pendukungnya, karena lagi-lagi, siapalah kami ini bisa menentukan dan membagi-bagi itu semua? 
     
    Maka menjadi pertanyaan ketika kemudian isu ILUNI UI ini digoreng sedemikian rupa melalui berita-berita click-bait yang kemudian disebarkan tanpa berpikir panjang oleh orang-orang yang seharusnya terdidik (sekali lagi, ini alumni-alumni UI yang merupakan anak-anak sarjana dan pasca sarjana yang kita yakin tidak minim literasi dan bisa berpikir secara independen). Ada apa ini sebenarnya? Sangat disayangkan apabila kebohongan tersebut disebar tanpa cross-check hanya demi memperoleh segenggam kemenangan dengan mengorbankan semangat persaudaraan dan kekeluargaan dari para alumni Universitas Indonesia itu sendiri. Tanpa sadar, atau lebih gawat lagi, secara sadar, para penyebar berita ini memutuskan untuk merusak marwah institusi ILUNI kita demi kepentingan pribadi segelintir orang. Dan sekali lagi perlu kita tanya bersama-sama, untuk apa and at what cost?

    Setiap kali kita merayakan Hari Kemerdekaan, kita selalu mengumandangkan semangat persatuan karena kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bangsa ini sangatlah besar dan beragam, dan oleh karenanya unsur persatuan harus terus dijaga. Tanpa adanya ikatan yang kuat sebagai bangsa, kita rawan terpecah belah dan konsekuensinya akan sangat negatif. Hal yang sama juga berlaku untuk ILUNI UI, keragaman kita harus terus dijaga dengan semangat persatuan dan energi positif. Tanpa itu, mimpi besar ILUNI UI tidak akan pernah tercapai.    

    Benar bahwa saat ini ILUNI UI sedang dalam krisis. Organisasi ini butuh dukungan kita semua bukan saja untuk sekedar bertahan tapi berevolusi ke level yang lebih tinggi. Pertama, sudah pasti diperlukan awareness yang lebih besar untuk keberadaan ILUNI UI. Akun resmi Instagram Tim UI Mewarnai (@connecting.colors) tumbuh cepat secara organik dan saat ini sudah ditonton lebih dari 5,5 juta pemirsa, belum konten-konten kami mengenai ILUNI UI di berbagai sosial media lain dan juga kolaborasi kami dengan beragam pendukung yang berbaik hati berkenan berkontribusi untuk satu tujuan. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami bisa menyentuh sedemikian banyak orang, khususnya mereka yang sebelumnya 100% apatis terhadap keberadaan ILUNI UI apalagi sekedar pemilihan ketua ILUNI UI. Orang-orang ini adalah masa depan kita karena kenyataannya, kebanyakan anggota dari organisasi di lingkungan kampus tercinta kita seringkali diisi oleh manusia yang itu-itu lagi, lu lagi, lu lagi, lu lagi.

    Susah payah kita menciptakan awareness untuk para pemilih baru ini, sayang kan kalau ibarat kata jiwa mereka yang masih putih bersih dihajar dengan berita-berita palsu? Yang muncul hanya antipati karena kalau kita mau jujur dengan diri sendiri, kebanyakan dari mereka akan berkata,"organisasi ini sudahlah tidak ada dampaknya bagi kami selama ini, sekarang mereka malah ribut sendiri."

    Kedua, setelah kesadaran akan keberadaan ILUNI UI telah dibangun secara kuat, pekerjaan rumah terbesar untuk ILUNI UI adalah menyusun dan merapikan data alumni kita yang sampai sekarang tidak jelas juntrungannya ada di mana. Tanpa database yang solid dan terintegrasi, kita tidak akan tahu bagaimana cara kita menemukan mereka-mereka yang bisa membantu ILUNI UI dan mereka-mereka yang nantinya juga perlu dibantu. Sekali lagi kami ingatkan, ini organisasi kekeluargaan dan sudah selayaknya sesama anggota keluarga saling membantu. Tapi sebelumnya, mereka sudah harus saling mengenal terlebih dahulu. 

    Proses pendataan ini tentu sudah harus dijalankan dengan masif dan bahkan seharusnya menjadi tugas dari ILUNI UI dari sejak dahulu kala. Tapi kenyataannya, justru masing-masing kandidat ketua umum dan tim pendukung mereka yang dibebani pekerjaan ekstra selama masa kampanye ini untuk membantu para alumni kita mendaftar ke aplikasi UI Connect yang sungguh menguji kesabaran. Saya pikir sudah sedemikian banyak berita dan kritik mengenai UI Connect yang tidak perlu kita tuliskan panjang lebar lagi di sini. Isu pentingnya adalah, ada banyak alumni yang sebenarnya tergerak untuk berpartisipasi dalam pemilihan ketua umum ILUNI ini tapi mereka kesulitan mendaftar ke UI Connect karena selain ada 3 level pendaftaran (registered, verified, validated), aplikasinya pun sering error. Kami sampai minta maaf berkali-kali kepada para pendukung karena menyusahkan waktu dan energi mereka untuk pendaftaran (padahal bukan kami yang membuat atau pun mengusung penggunaan aplikasi itu!).

    Isu ini juga menarik karena salah satu black campaign yang ditujukan kepada kami adalah soal pendaftaran para alumni tersebut. Mungkin karena sudah tidak ada lagi yang bisa diserang dari kami atau digunakan untuk membendung dukungan kepada kami sampai-sampai proses membantu pendaftaran para alumni, yang diakui oleh sesama calon ketua umum ILUNI UI sebagai proses yang sangat sulit dan menyusahkan banyak alumni, kemudian dipolitisasi seakan-akan ini merupakan bagian dari kampanye politik untuk mendapat jabatan publik termasuk menyalahgunakan wewenang dan lain sebagainya.

    Yang menyebarkan berita demikian seharusnya malu, bukan saja hal ini merupakan fitnah yang luar biasa sekaligus berpotensi melanggar UU ITE, tapi lebih lucu lagi, sebagai lagi-lagi orang terdidik, mereka bahkan tidak bisa membedakan aktivitas sosial dengan politik ketatanegaraan dan seakan lupa bahwa sejak pertama kali berdiri, ILUNI UI adalah organisasi tanpa kuasa dan kewenangan politik. Mungkin karena saking semangatnya orang-orang ini mencari-cari kesalahan, mereka mengira ILUNI UI akan diintervensi secara politik, tapi sebelum kita ke arah sana, dengan situasi saat ini, sepenting apa organisasi kita sampai ada orang yang mau melakukan intervensi politik? Saya akan menyarankan kepada semua politisi yang ingin intervensi ke dalam ILUNI UI untuk tidak membuang-buang uang dan sumber dayanya, wong organisasi kita ini antara ada dan tiada. Apa yang mau diintervensi dan diarahkan kalau eksis saja belum di mata masyarakat? Masih terlalu jauh. 

    Mungkin juga ada yang khawatir kalau misalnya nanti ada orang-orang yang dipaksa untuk memilih kami. Sudah dipastikan tidak, bukan saja kami yang paling gencar di berbagai forum dan media menegaskan bahwa pemilihan ketua ILUNI UI harus bebas dari bagi-bagi jabatan, politik uang, serta ancaman dan paksaan, kami juga kandidat pertama yang membuat surat terbuka kepada panitia Pemilihan Ketua Umum ILUNI UI untuk memastikan terjaganya kerahasiaan pilihan kandidat dari para alumni yang akan memilih nanti di 23-24 Agustus 2025 termasuk bahwa data tersebut tidak bisa diungkap kepada siapa pun (surat tersebut bisa di lihat di akun kami). Kami sangat percaya bahwa pilihan yang dibuat bukan dari suara hati hanya akan mencederai proses demokrasi sekaligus marwah institusi, dan kami sangat anti dengan segala bentuk pemaksaan berbasis jabatan. Only losers resort to such tactic. Perlu dicatat bahwa sampai dengan saat ini, panitia masih belum mau mengubah aturan di atas, yang artinya pilihan kandidat para pemilih bisa di-screenshot dan ini tentu rentan membuka pintu ke arah pemaksaan, intimidasi dan money politics yang seharusnya kita tutup seketat-ketatnya!
       
    Nah, kembali ke isu pendataan, kami sudah menetapkan bahwa KPI prioritas kami adalah memastikan database alumni sudah rapi berbasis nama, jurusan, angkatan, dan lebih penting lagi, institusi dan rumpun dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun sejak kami menjabat. Data institusi (baik di pemerintahan, BUMN, swasta, NGO, dan lain-lainnya) menjadi krusial karena kita perlu melokasikan di mana saja para alumni kita berada dan kemudian dikelompokkan dalam berbagai rumpun misalnya rumpun berbasis energi, teknologi, finansial, konstruksi, edukasi, dan lain sebagainya. Database inilah harta karun yang sesungguhnya bagi ILUNI UI dan para alumninya sehingga ILUNI UI bisa betul-betul berdampak bagi kita semua!

    Awareness dan database ini yang akan menjadi pondasi utama bagi terpenuhinya mimpi besar ILUNI UI sebagai organisasi alumni yang terasa sekaligus berdampak positif. Kami percaya bahwa sebagai institusi, ILUNI UI senantiasa wajib bersikap netral dan independen, tetapi ILUNI UI sendiri harus aktif memfasilitasi dan mempertemukan semua alumni kita yang ada di berbagai tempat dan institusi. Kader terbaik kita harus ada di seluruh posisi strategis supaya mereka bisa terus mewarnai dan berkontribusi bagi perkembangan dan kemajuan Indonesia. Bukan sebagai bagian dari gerakan politik praktis demi kekuasaan tapi gerakan sosial berbasis nilai-nilai akademik, kejujuran, dan integritas tanpa benturan kepentingan. Lebih penting lagi, para kader-kader terbaik ini juga harus mampu mendorong dan memajukan alumni-alumni UI lainnya yang masih perlu dibantu untuk maju dan bertransformasi menjadi manusia-manusia eksepsional. Kami percaya UI penuh dengan alumni-alumni hebat. Mereka butuh ruang dan forum untuk bertemu, berkonsolidasi, dan saling bekerja sama dalam ikatan persaudaraan yang erat dan ceria. Yang kuat membantu yang lebih lemah supaya mereka sama-sama menjadi kuat, dan proses ini kita ulang terus secara konsisten untuk memenuhi prinsip A people bring other A people to the team!

    Momentum Hari Kemerdekaan kita yang ke-80 tahun ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa bangsa dan negara kita selalu layak untuk mendapatkan dukungan terbaik dari anak-anak bangsa. Untuk itu, pikiran kita juga harus merdeka dari energi negatif yang saling menjatuhkan, kita pupuk lagi semangat persatuan dan kesatuan, kita pupuk lagi semangat juang membara tak kunjung padam untuk Indonesia yang lebih baik, dan dalam skala yang lebih kecil, untuk ILUNI UI yang lebih membahana dan berdampak, rumah kita bersama para alumni UI. Selamat merayakan Hari Kemerdekaan, MERDEKA!!!!       

  • The Protection of Criminal Suspects in Law and Economics Perspective

    Forthcoming in Jurnal Teropong Edisi RUU KUHAP 2015 | 23 Pages | Posted: 10 May 2015 | Date Written: April 28, 2015

    Public Choice Theory and its Application in Indonesian Legislation System

    24 Pages | Posted: 8 Oct 2012 | Last revised: 8 Nov 2014 | Date Written: October 8, 2012

    Special Purpose Vehicle in Law and Economics Perspective

    Forthcoming in Journal of Indonesia Corruption Watch, 'Pemberantasan Kejahatan Korupsi dan Pencucian Uang yang Dilakukan Korporasi di Sektor Kehutanan', 2013 | 15 Pages | Posted: 22 Aug 2013 | Date Written: August 18, 2013

    Legal Positivism and Law and Economics -- A Defense

    Third Indonesian National Conference of Legal Philosophy, 27-28 August 2013 | 17 Pages | Posted: 22 Aug 2013 | Last revised: 3 Sep 2013 | Date Written: August 22, 2013

    Economic Analysis of Rape Crime: An Introduction

    Jurnal Hukum Jentera Vol 22, No 7 (2012) Januari-April | 14 Pages | Posted: 12 Nov 2011 | Last revised: 8 Oct 2012 | Date Written: May 7, 2012

    DISCLAIMER

    As the author of this site, I am not intending to provide any legal service or establish any client-attorney relationship through this site. Any article in this site represents my sole personal opinion, and cannot be considered as a legal advice in any circumstances. No one may use or reproduce by any means the articles in this blog without clearly states publicly that those articles are the products of and therefore belong to Pramudya A. Oktavinanda. By visiting this site, you acknowledge that you fully understand this disclaimer and agree to fully comply with its provisions.