Financial Crisis Manual: A Prestigious Work Product or a Desperate Attempt for Finding Clients?

By -

American law firms never cease to amuse me. After working together with other firms in producing a 40 pages comment to an SEC regulation, now Davis Polk & Wardwell LLP, a very respectable US law firm provides an impressive 279 pages of financial crisis manual. You can read the manual here and its quick summary here. In general, it discusses the current regulatory issues related to the US financial crisis and the effect of such regulations to US financial institutions. I haven't read the manual, but the table of contents shows a very promising product.

Nevertheless, the most interesting part of this manual is not about the content or the quality of such manual as I am quite sure that the manual has been prepared in a professional manner, but the fact that 21 partners and counsels of Davis Polk are the ones that have prepared this manual. Given the latest news on how US law firms are trying to survive in the crisis, I have no doubt now that the crisis has really affected such law firms.

While it is true that from time to time law firms publish certain materials for the purpose of marketing and promotion, in normal circumstances, it is hard to believe that a law firm can produce a manual that is very huge and comprehensive, how in the world that they can find a spare time to write the manual? I'm afraid this time I might need to assume that such opportunity exists because of the crisis, i.e. less work, less billable hours, more promotional time.

Well, I hope that I'm wrong though. Maybe in the United States, it is usual for law firms to issue this kind of manual. After all, they have many resources for doing that.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

LGBT dan Kegagalan Sebuah Bangsa Tolong Berhenti Mengada-ada

By -
Image
Ketika saya membaca artikel balasan dengan judul "LGBT dan Kegagalan Sebuah Bangsa, Benarkah Klaim Ini?", saya sebenarnya masih meragukan apakah penulisnya benar-benar Fithra Faisal yang asli. Walaupun demikian, saya memiliki firasat kuat bahwa penulis artikel balasan tersebut (siapapun dia) adalah juga penulis artikel sebelumnya "LGBT dan Kegagalan Sebuah Bangsa," mengingat pola penulisannya sama. Artikel pertama berbicara soal usulan kebijakan publik tetapi secara misterius tidak menyebutkan kebijakan apa yang hendak diusulkan, sementara artikel kedua menambahkan suatu pertanyaan di judul namun sampai akhir isi artikelnya, ternyata jawabannya tidak pernah diberikan. Dari sudut pandang cocokologi, ini yang namanya cocok secara alamiah tanpa perlu dicocok-cocokkan lagi karena sama-sama memberikan harapan palsu.
Read more

Apakah Mungkin Sesuatu Mengada dari Ketiadaan?

By -
Image
  Gara-gara menemukan twit imut di atas, saya jadi teringat salah satu diskusi beberapa bulan lalu soal apakah keberadaan causa prima (yang biasanya diterjemahkan menjadi Tuhan) itu suatu keniscayaan secara logika ( logical necessity ), dan oleh karena itu harus benar adanya dalam setiap keadaan. Pendek kata, dalam diskusi tersebut saya menyampaikan bahwa keberadaan causa prima tidak niscaya secara logika dan bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dibuktikan baik secara logika maupun empiris, dan oleh karenanya ada peran yang besar dari iman dalam beragama, khususnya untuk hal-hal yang ujungnya memang sesederhana percaya ga percaya.
Read more

Hukum dan Imajinasi - Sebuah Surat Cinta Bagi Ilmu Hukum

By -
Image
Di penghujung artikel saya minggu lalu mengenai kemungkinan sesuatu mengada dari ketiadaan, saya menyampaikan bahwa salah satu alasan penting untuk menunjukkan bahwa keberadaan Causa Prima atau Tuhan bukan merupakan suatu keniscayaan secara logika maupun ilmiah adalah supaya orang memahami bahwa hal tersebut merupakan perkara iman dan keyakinan pribadi yang tidak bisa dipaksakan kepada orang lain. Dalam artikel hari ini, saya ingin menyampaikan satu alasan lainnya yang tak kalah penting terkait pemahaman di atas, yaitu pentingnya berimajinasi. 
Read more